Muara Teweh – Bunda PAUD Kabupaten Barito Utara yang juga Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Barito Utara (TP PKK) Hj Sri Hidayati membuka acara Sosialisasi Penguatan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan, di Aula Dinas Pendidikan, setempat, Sabtu (29/7/2023).
Dalam kegiatan tersebut dihadiri yang mewakili Kadis Pendidikan, Sekretaris Pendidikan Sunarti, Pokja, Korwas, Kepsek, Perwakilan Guru TK dan Paud Se Kecamatan Teweh Tengah.
Kepala Dinas Pendidikan Barito Utara Syahmiludin A Surapati dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan Sekdis Pendidikan Sunarti mengapresiasi kepala sekolah PAUD dan SD se Kecamatan beserta para guru dan jajarannya.
Dimana kata dia yang secara konsisten terus melakukan upaya peningkatan mutu pendidikan yang berkualitas sebagai momentum terbaik untuk serentak bergerak mewujudkan Merdeka Belajar khususnya di wilayah Kabupaten Barito Utara dalam pembangunan semangat belajar yang merdeka kreatif dan inovatif sehingga harapan pemerintah untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten cerdas.
Sementara itu Bunda Paud Hj Sri Hidayati mengatakan bahwa beberapa waktu yang lalu di Jakarta Bunda PAUD se Indonesia mendeklarasikan dukungan kepada gerakan transisi PAUD ke sekolah dasar yang menyenangkan.
“Gerakan ini sebagai upaya dalam menjaga keselarasan pendidikan anak dari PAUD ke SD Madrasah Ibtidaiyah sehingga proses peralihan dapat berjalan lancar dan baik,” kata Hj Sri Hidayati.
Hal ini kata dia merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang peserta didik dan membangun pondasi pengetahuan, keterampilan serta karakter, yang dibutuhkan sebagai bekal kehidupan dan gerakan itu.
“Yang mana juga bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak usia dini yang tidak berkesempatan mengikuti PAUD memiliki hak yang sama, untuk dibina dan mendapatkan kemampuan dasar keterampilan dan kematangan yang holistik,” kata Hj Sri Hidayati.
Lebih lanjut Sri Hidayati, kita harus berhenti memaknai calistung sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar di PAUD dan syarat penerimaan peserta didik di SDN meluruskan konsepsi bahwa keterampilan calistung tidak boleh dibangun di PAUD.
“Dan tanpa kemampuan literasi dan numerasi agar peserta didik tidak hanya menghafal huruf dan angka saja tapi juga mampu memahami dan mengolah informasi secara kritis,” pungkasnya.(ard)